Jumat, 05 Juli 2013

Teori Penawaran Islam


MAKALAH
EKONOMI MIKRO ISLAM
TEORI PENAWARAN ISLAM










DISUSUN OLEH :

KELOMPOK 3

Ahseni Yesnita            : 211 312 7231
Bayu Surahman S       : 211 312 7233
Munasari Tanjung       : 211 312 7248


FAKULTAS SYARI’AH PROGRAM STUDY MUAMALAH
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI
(IAIN) BENGKULU
2013
PENDAHULUAN

Berbicara tentang teori penawaran dalam kerangka ekonomi islam sebenarnya merupaka kelanjutan dari pembahasan tentang teori permintaan dalam ekonomi islam. Sama halnya dalam ekonomi konvensional, dalam ilmu ekonomi islam pembahasan persoalan ini menyangkut faktor-faktor atau variabel-variabel yang berpengaruh terhadap kedudukan penawaran suatu barang atau jasa tertentu.
Penawaran (supply), dalam ilmu ekonomi, adalah banyaknya barang atau jasa yang tersedia dan dapat ditawarkan oleh produsen kepada konsumen pada setiap tingkat harga selama periode waktu tertentu Penawaran (Supply). Teori penawaran yaitu teori yang menerangkan sifat penjual dalam menawarkan Barang yang akan dijual. Gerakan sepanjang dan pergeseran kurva penawaran Perubahan di dalam jumlah yang ditawarkan dapat berlaku sebagai akibat dari pergeseran kurva penawaran. Satu aspek penting yang memberikan suatu perbedaan dalam pespektif ini kemungkinan besar berasal dari landasan filosofi dan moralitas yang didasarkan pada premis nilai-nilai Islam Penawaran dipengaruhi oleh beberapa faktor. Antara lain harga barang, tingkat teknologi, jumlah produsen di pasar, harga bahan baku serta harapan dan spekulasi













PEMBAHASAN

A.        HUKUM PENAWARAN

Sebagaimana yang kita kenal semenjak pertama kali kita belajar ilmu ekonomi kita mengenal hukum penawaran yang sangat sederhana yaitu bila harga naik maka kuantitas yang ditawarkan naik, dan bila harga turun maka demikian pula kuantitas yang ditawarkan, hubungan ini disebut kurva penawaran.[1]
Penawaran barang atau jasa bisa  juga didefinisikan sebagai berkut:
Kuantitas barang atau jasa yang orang bersedia untuk menjualnya pada berbagai tingkat harga dalam suatu periode waktu tertentu. Pebedaan defenisi penawaran dengan defenisi permintaan hanya terlerak pada satu kata. Jika permintaan menggunakan kata membeli, maka penawaran menggunakan kata menjual. Seperti juga dalam permintaan analisis penwaran juga mengasumsikan suatu periode waktu tertentu, dan bahwa faktor-faktor penentu penwaran selain harga barang tersebut dianggap tidak berubah atau konstan ( Ceteris paribus).[2]
Dengan kata lain defenisi penawaran bisa juga dijelaskan dengan proses atau gejala subtitusi pada umumnya sumber-sumber dan teknik produksi yang digunakan oleh seorang produsen dapat digunakan untuk memproduksi berbagai macam dan jumlah produk.[3]
Hubungan antara jumlah barang yang di tawarkan (jumlah penawaran atau Quantity Supplied ) dengan harga barang adalah hubungan searah. Jika harga barang tinggi maka akan lebih banyak orang yang melihat potensi mendapat keuntungan dengan menjual barang yang diproduksi atau dimilikinya, sehingga jumlah penawaran barang tersebutpun tinggi. Sebaliknya apabila harga turun maka jumlah penawaranpun akan turun. Lebih sedikit orang yang dapat memperoleh keuntungan dari harga yang rendah, sedangkan mereka yang tidak memperoleh keuntungan dari harga yang rendah akan menunda penjualan, akibatnya jumlah penawaran di pasarpun berkurang.
Hubungan antara penawaran barang atau jasa itu sendiri dinyatakan dalam hukum penawaran yang bunyinya: semakin tinggi harga suatu barang maka semakin besar jumlah penawaran barang tersebut, semakin rendah harga seuatu barang maka sekin rendah pula jumlah penawaran barang tersebut.
Dalam menganalisis penawaran perlu pula dibedakan antara penwaran (supply) dan jumlah penawaran Quantity Supplied. Pembedaan diantara keduanya sama seperti ketika kita membedakan diantara keduanya sama seperti ketika kita membedakan anatara permintaan (demand) dengan jumlah permintaan  (quantity demanded) secara ringkas bisa dikatakn bahwa perubahan pada harga barang atau jasa mengakibatkan perubahan pada jumlah penawaran barang atau jasa tersebut.
Perubahan pada variabel-variabel lain akan mengakibatkan perubahan jasa atau barang tersebut.
seperti juga permintaan, penawaran terhadap suatu barang tidak hanya dipengaruhi harga barang tersebut. Banyak faktor-faktor lain yang mempengaruhi penawaran suatu barang selain harga barang tersebut sebagaimana telah diterangkan diatas, perubahan pada faktor selain harga yang akan diuraiakan dibawah ini akan menyebabkan kurva penawaran bergeser. Adapun arah pergeseran apakah keatas atau kebawah tentu bergantung kepada efek perubahan masing-masing variabel terhadap jumlah penawaran pada harga yang tetap.[4]
Ada juga yang disebut dengan Schedul penawaran output. Schedul penawaran output dapat dinyakan dengan kurva yang disebut kurva penawaran. Disinipun dapat dibedakan antara kurva penawaran produsen individual dengan kurva penawaran pasar. Kurva penawaran pasar adalah penjumlahan secara horisontal kurva-kurva penawaran produsen individual. Bila masing-masing individual sama-sama beasr maka permintaan pasar dapat diperoleh dengan mengalikan kuantitas yang ditawarkan oleh produsen typikal individual dengan banyaknya produsen.[5]
Untuk mempelajari teori-teori penawaran, baik itu penawaran produsen tunggal maupun penawaran agregat (pasar), kita juga perlu mengambil pelajaran dari ekonomi konvensional agar dapat bersaing dengan mereka dengan menyesuaikanya pada ajaran  syari’at.
Teori  penawaran produsen tunggal yaitu apabila faktor yang kita anggap konstan dalam memperoleh sechedul penawaran dan kurva penawaran (syarat ceteris paribus ) berubah, maka seluruh kurva penawaran akan bergeser hal ini disebut sebagai perubahan atau pergeseran penawaran dan harus dibedakan secara tajam dari perubahan jumlah yang ditawarkan (yang menunjukan pergerakan sepanjang kurva penawaran yang sama).
Sedangkan teori penawaran pasar yaitu dari suatu komoditi memberikan jumlah alternatif dari penawaran komoditi dalam periode waktu tentu pada berbagai harga alternatif oleh semua produsen yang ada dalam pasar. Penawaran pasar komoditi tergantung pada semua faktor yang menentukan penawaran produsen secara individu dan seterusnya pada jumlah produsen dalam pasar.[6]
Adapun faktor-faktor lain yang menentukan penawaran suatu barang adalah:
1. Biaya dan teknologi
Biaya dan teknologi adalah dua konsep yang sangat erat berkaitan satu sama lain. Yang dimaksud dengan biaya adalah biaya yang dikeluarkan untuk memproduksi barang dan jasa mencakup biaya tenaga kerja,biaya bahan baku, jika sistem ekonomi konvensional dalam operasionalnya.
Teknologi adalah penemuan dan peningkatan teknologi yang diterapkan untuk menurunkan biaya produksi contohnya adalah penggunaan robot dan komputer. Jika diterapkan teknologi baru dan sebagainya.
2. Jumlah penjual
Jumlah penjual memiliki dampak langsung terhadap penawaran makin banyak jumlah penjual yang mampu menjual pada tingkat harga tertentu makin tinggi penawaran.
3. Dugaan tentang masa depan
Aspek dugaan atau ekspektasi terhadap masa depan mencakup dugaan mengenai perubahan harga dari barang tersebut. Misalnya, jika penjual menduga bahwa harga barangnya akan meningkat dimasa depan, ia akan mengurangi penawarannya pada saat ini. Akibatnya penawaran berkurang. Hal ini dilarang oleh nabi, karena sperti yang nanti akan kita lihat, perilaku ini mengakibatkan harga dipasar melonjak.
4. Kondisi alam
Kondisi alam seperti terjadi bencana banjir, gempa bumi, dan sebagainya. Bisa mengakibatkan penawaran barang-barang tertentu berkurang khususnya barang-barang hasil pertanian.[7]


B.         TEORI PENAWARAN ISLAM

Membahas teori penawaran Islam , kita harus kembali kepada sejarah penciptaan manusia. Bumi dan manusia tidak diciptakan pada saat yang bersamaan. Bumi berevolusi sedemikian rupa sampai suatu saat segalanya siap untuk manusia, ketika itulah manusia pertama diciptakan dan diturunkan kemuka bumi.
Dalam memanfaatkan alam yang telah disediakan Allah bagi keperluan manusia larangan yang harus dipatuhi adalah: janganlah kamu membuat kerusakan dimuka bumi. Larangan ini tersebar dibanyak tempat didalam al-qur’an dan betapa Allah sangat membenci mereka yang berbuat kerusakan dimuka bumi. Meskipun defenisi kerusakan tersebut sangat luas akan tetapi dalam kaitannya dalam produksi, larangan tersebut memberi arahan nilai dan panduan moral. Produksi islami bukan hanya dilarang mengakibatkan kerukan dalam memanfaatkan alam dan lingkungan, artinya ia tidak boleh mengakibatkan hutan menjadi gundul dan berobah menjadi lahan kritis yang mengakibatkan banjir dan longsor, menimbulkan polusi yang diatas ambang batas yang aman bagi kesehatan.
Aturan etika dan moral yang membatasi kegiatan produksi kegiatan tersebut tentu saja berpengaruh terhadap fungsi penawaran barang dan jasa. Sebagai contoh, apabila suatu proses produksi, menghasilkan polusi, maka biaya lingkungan dan sosial tersebut harus dihitung dalam ongkos produksi sehingga ongkos meningkat dan penawaran akan berkurang. Dampaknya kurva penawaran akan bergeser kekiri.[8]

C.        PEMIKIRAN IBNU KHALAUDIN TENTANG PERMINTAAN DAN PENAWARAN
Ibnu Khaldun mengakui adanya permintaan dan penwaran terhadap penentuan harga jauh sebelum konsep itu dikenal dibarat. Istilah-istilah permintaaan dan penawaran baru dikenal dalam literatur bahasa inggris pada tahun 1767.
Ibnu Khaldun menekankan bahwa kenaikan penawaran atau penurunan menyebabkan kenaikan harga, dwmikian pula sebaliknya. Ia percaya bahwa akibat dari rendahnya harga akan merugikan perajin dan pedagang, sehingga mereka keluar dari pasar, sedangkan akibat dari tingginya harga akan menyusahkan konsumen terutama kaum miskin yang menjadi mayoritas dalam sebuah pupulasi. Karna itu ibnu khaldun berpendapat bahwa harga rendah untuk kebutuhan pokok harus diusahakan tanpa merugikan produsen.[9]
Dengan kata lain, Ibnu Khaldun berpendapat bahwa tingkat harga yang stabil dan biayan hidup yang relatif rendah adalah pilihan yang terbaik dengan tetap mengusahakan pertumbuhan dan keadilan untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat.
Faktor yang mempengaruhi penawaran menurut Ibnu Khaldun adalah banyknya permintaan tingkat keuntungan relatif (tingkat harga), tingkat usaha manusia (produktifitas) misanya besarya tenaga buruh termasik ilmu pengetahuan yang dimiliki dan keterampilan yang dimiliki, keamanan dan ketenangan serta kemampuan teknik dan perkembangan secara keseluruhan. Sedangkan faktor yang mempengaruhi permintaan adalah pendapatan jumlah penduduk, kebiasaan dan adat istiadat masyarakat, serta pembangunan dan kemakmuran masyarakat secara umum.

D.        PENAWARAN INPUT MENURUT ISLAM
Penawaran input ini dipengaruhi oleh kondisi permintaan dan penawaran output. Input  yang disebut disini adalah manusia dan non-manusia, sedangkan  penentuan harga input pada umumnya sangat dipengaruhi oleh mekanisme pasar. Dan menurut islam input pada kegiatan ini adalah manusia dan benda yang diperjual belikan.[10]
1.   Pandangan islam tentang input kerja
Input  utama yang dimaksud disini adalah sumber daya alam, keahlian, modal maupun tenaga kerja. Islam memandang kunci pemanfaatan terbesar terhadap input ini adalah dengan cara bekerja (amal) yang mempunyai makana lebih luas dari pada sekedar mencari upah, bukan sekedar yang besifat manusiawi tetapi memiliki nilai transendensi.
Ibnu Khalaudin juga berpendapat tentang masalah bekerja yaitu menurut beliau, kerja merupakan implementasi funsi ke khalifahan manusia yang diwujudkan untuk menghasilkan  suatu nilai tertentu yang dihasilkan dari bekerja.[11]
2.   Fungsi Penawaran Input
Implikasi dari pandangan Islam tentang kerja, maka kerja adalah wajib.  Orang muslim memanfaatkan waktunya dengan bekerja berarti memanfaatkan waktu untuk mendapatkan mashlahah. Dan bisa juga dia mengalokasikan waktunya untuk menikmati hidup yaitu yang disebut dengan leisure, selama hal itu tidak mendatangkan mudharat.
Seorang muslim harus mendapatkan mashlahah maksimum bagi hidupnya. Oleh karena itu ada tiga alternatif penggunaan waktu bagi seorang Muslim.
a. Alokasi waktu  untuk bekerja guna mendapatkan upah (Work For Pay).
b. Alokasi waktu untuk diri sendiri (work For Self).
c. Alokasi waktu minimal untuk mencukupi kemashlahatan minimum serta melaksanakan ibadah wajib, misalkan waktu untuk shalat dan lain-lain.













KESIMPULAN

Teori  penawaran produsen tunggal yaitu apabila faktor yang kita anggap konstan dalam memperoleh sechedul penawaran dan kurva penawaran (syarat ceteris paribus ) berubah, maka seluruh kurva penawaran akan bergeser hal ini disebut sebagai perubahan atau pergeseran penawaran dan harus dibedakan secara tajam dari perubahan jumlah yang ditawarkan (yang menunjukan pergerakan sepanjang kurva penawaran yang sama).
teori penawaran pasar yaitu dari suatu komoditi memberikan jumlah alternatif dari penawaran komoditi dalam periode waktu tentu pada berbagai harga alternatif oleh semua produsen yang ada dalam pasar.
Faktor yang mempengaruhi penawaran menurut Ibnu Khaldun adalah banyknya permintaan tingkat keuntungan relatif (tingkat harga), tingkat usaha manusia (produktifitas) misanya besarya tenaga buruh termasik ilmu pengetahuan yang dimiliki dan keterampilan yang dimiliki, keamanan dan ketenangan serta kemampuan teknik dan perkembangan secara keseluruhan. Sedangkan faktor yang mempengaruhi permintaan adalah pendapatan jumlah penduduk, kebiasaan dan adat istiadat masyarakat, serta pembangunan dan kemakmuran masyarakat secara umum.
penawaran Input  yang disebut disini adalah manusia dan non-manusia, sedangkan  penentuan harga input pada umumnya sangat dipengaruhi oleh mekanisme pasar. Dan menurut islam input pada kegiatan ini adalah manusia dan benda yang diperjual belikan.
Penawaran input ini dipengaruhi oleh kondisi permintaan dan penawaran output.





DAFTAR PUSAKA

Faried Wijaya, Seri Pengantar Ekonomi Mikro, Yogyakarta : BPFE, 1991 .
Mustafa Edwin Nasotin,ekonomi Islam,  Jakarta : Kencana, 2006 .
Dominick Salvatore, Teori Mikro Ekonomi, Jakarta : Erlangga, 1990 .
Universitas Islam Indonesia, Ekonomi Islam, Jakarta : Rajawali Pers, 2011 .
Adiwarman karim, ekonomi mikro islam, Jakarta : Raja Grafindo Persada, 2011



[1]. Faried Wijaya, Seri Pengantar Ekonomi Mikro (Yogyakarta: BPFE,1991), hal. 114

[2].Mustafa Edwin Nasotin et. al., Ekonomi Islam ( Jakarta : Kencana, 2006 ), Hal.89
.
[3].Faried Wijaya, Op. Cit,  hal. 114-115.


[4] . Faried Wijaya, Op. Cit,  hal. 114-115
[5] . Faried Wijaya, Op. Cit,  hal. 114-115
[6].Dominick Salvatore, Teori Mikro Ekonomi (Jakarta: Erlangga, 1990), hal. 19-20
[7] . Dominick Salvatore, Teori Mikro Ekonomi (Jakarta: Erlangga, 1990), hal. 19-20

[8] . Dominick Salvatore, 0p.cit, hal. 19-20

[9] . Dominick Salvatore, op.cit, hal. 20-21

[10] .Mustafa edwin nasution. Op.cit, hal 90
[11]. Adiwarman karim, ekonomi mikro islam, Jakarta : Raja Grafindo Persada, 2011


1 komentar: